Kamis, 23 Oktober 2008

Lindungi Putri Anda dan Diri Anda dari Kanker Serviks

Kanker serviks merupakan kanker yang paling sering terjadi pada perempuan di Indonesia (1).

Dalam waktu 15 menit Kamu membaca artikel ini, 4 perempuan Asia meninggal disebabkan kanker serviks. Kanker serviks merupakan penyakit di urutan kedua setelah kanker payudara sebagai penyebab utama kematian perempuan di Asia.

Menurut survey terkini, hampir 1.735 (2) perempuan Asia mendeskripsikan kanker serviks sebagai penyakit genetic atau penyakit keturunan, padahal penyebabnya adalah virus HPV.

Kanker serviks biasanya bukanlah hal pertama yang diingat jika kita berpikir mengenai kanker perempuan, tetapi kenyataan menakutkan di Asia Pasifik, setiap 4 menit seorang perempuan akan meninggal disebabkan oleh kanker serviks (2). Faktanya, dari 270.000 perempuan Asia yang terdiagnosa kanker serviks pada tahun 2007, lebih dari setengahnya meninggal karenanya (3). Setiap perempuan beresiko – tanpa memandang usia dan latar belakang (4,5).

Memperkenalkan HPV – Resiko yang Dihadapi Setiap Perempuan.

Yang banyak dari kita tidak ketahui adalah kanker serviks disebabkan oleh sebuah virus umum yang menular, yaitu human papillomavirus (HPV) yang dengan mudah dapat menyebar. Kanker serviks terjadi melalui infeksi menetap yang disebabkan oleh HPV, yang dapat menyebabkan kanker serviks sepanjang hidup mereka (6).

HPV dapat dengan mudah ditularkan melalui kontak antar kulit daerah kelamin sehingga resiko diawali sejak hubungan sexual yang pertama kali (7).

Screening penting karena dapat membantu mendeteksi perkembangan dari kanker serviks (8). Akan tetapi, screening tidak dapat mencegah kanker serviks itu sendiri (9,10). Sebuah berita gembira untuk remaja putri dan perempuan dewasa, bahwa vaksin yang diciptakan khusus untuk kaum perempuan agar terhindar dari kanker serviks sudah menjadi kenyataan dan ini merupakan berita yang baik bagi setiap perempuan di Indonesia dan dimana saja.

Menurut dr. Hariyono,” Dengan hadirnya vaksin HPV untuk mencegah kanker serviks yang disebabkan oleh HPV 16 dan 18 berarti sebagian besar generasi perempuan penerus dapat terselamatkan dari kesengsaraan yang disebabkan oleh kanker serviks. Untuk menigkatkan efektifitas, vaksin sbaiknya diberikan sebelum berpotensi terpapar virus yaitu sebelum melakukan hubungan sexual. Cara terbaik orang tua untuk melindungi gadis remaja adalah dengan memberitahukan kenyataannya dan mempertimbangkan untuk memberikan vaksinasi sekarang – di mana dia bias mendapatkan keuntungan maksimum dari vaksin tersebut.”

Membicarakan mengenai peran vaksinasi, Yuanita Rohali yang duta kanker serviks mengatakan, “saya akan melakukan apapun untuk melindungi remaja putri dan saya tahu kanker serviks dapat dicegah. Ada banyak hal yang perlu saya khawatirkan di dalam kehidupan – namun kanker serviks tidak akan menjadi salah satu aspek kehidupan yang dapat saya kendalikan, saya akan memberikan vaksinasi kepada putri saya”.

Menanggapi tindakan ibunya yang proaktif terhadp kanker serviks, Alika, 13 tahun mengatakan, “mama mengajak saya untuk berdiskusi mengenai kanker serviks. Pada awalnya saya takut, karena saya belum mengerti, tetapi saya tahu saya dapat bertanya segala hal padanya dan mengandalkannya. Saya tidak ragu untuk melakukan vaksinasi agar terlindungi dari kanker serviks.’’

Kapankah terakhir kalinya Kamu berdiskusi dengan dokter Anda mengenai screening dan kanker serviks? Dimasa yang akan datang, vaksinasi bersamaan dengan screening dapat membantu mengurangi resiko kanker serviks, dibandingkan hanya dengan screening saja dan juga akan mengurangi jumlah hasil screening yang abnormal yang memerlukan tindakan lebih lanjut (11,12,13).

Tanyakan kepada Dokter kamu mengenai vaksin untuk remaja putri dan perempuan dewasa yang dapat memberikan respon kekebalan tubuh yang kuat dan bertahan lama.

References :

1. Ferlay J, Bray P, Pizani P,Parkin DM. GLOBOCAN 2002: cancer incidence, mortality and prevalence worldwide. IARC CancerBase No. 5, version 2.0 IARCPress, Lyon 2004.

2. GSK on file

3. Globocan 2002

4. Gravitt PE, Jamshidi R. Diagnosis and management of ancogenic cervical HPV infection. Infec Dis Clin North Am 2005; 19:439-458.

5. Bosch FX, de sanjose S. Chapter 1: HPV and cervical cancer – burden anda assessment of causality. J Natl Cancer Inst Monogr 2003; 3-13

6. Gravitt PE, Jamshidi R. Diagnosis and management of oncogenic cervical HPV infection. Infect Dis Clin North Am 19:439-458

7. Burk RD, HPV and the risk of cervical cancer. Hosp Pract (Off Ed) 1999; 34;103-111

8. Franco El et al, Cervical Cancer: epidemiology, prevention and the role of HPV infection, CMAJ 2001; 164:1017-25

9. Franco El, Harper DM. Vaccination against HPV infection. J Clin Virol 2005; 32:S16-24.

10. Sankaranarayana R et al. A critical assessment of screening methods of cervical neoplasia. Inst J Gynaecol Obstet 2005; 89:S4-S12

11. Goldie SJ et al. A comprehensive natural history model of HPV infection and cervical cancer to estimate the clinical impact of a prophylactic HPV 16/18 vaccine. Inst J Cancer 2003: 106:896-904

12. Goldi SJ et al. Projected clinical benefits and cost effectiveness of HPV 16/18 vaccine. J Natl Cancer Inst 2004; 96:604-15

13. Haper DM et al. Efficacy of a bivalent L1 VLP vaccine in preventing of infection with HPV types 16 and 18 in young women: randomized controlled trial. Lancet 2004: 364: 1757-65.

Tidak ada komentar: