Jumat, 02 Januari 2009

Eka ( Ebol ) Ramdani Mengincar Laga Ke-100

Eka ( Ebol ) Ramdani Mengincar Laga Ke-100

SELAIN bakal berjuang keras mengantarkan Persib Bandung menjuarai Liga Super Indonesia (LSI) dan Copa Dji Sam Soe Indonesia (CDSSI) 2008-2009, Eka Ramdani juga tengah membidik rekor individualnya sebagai pilar tim kebanggaan bobotoh. Pada putaran II LSI 2008-2009 mendatang, Ebol, sapaan akrabnya, sedang membidik penampilan ke-100 bersama Persib.

Sejak memulai debutnya bersama Persib pada LI VIII/2002 hingga berakhirnya putaran I LSI 2008-2009, gelandang kelahiran Purwakarta, 18 Juni 1984 ini sudah membela Persib --khusus LI/LSI-- sebanyak 86 kali. Dengan menyisakan 17 laga di putaran II, Ebol berpeluang memainkan laga ke-100 bersama Persib pada akhir musim ini. Tentu saja dengan catatan, ia tidak absen lebih dari tiga pertandingan.

Ebol, pertama kali bergabung dengan Persib senior pada LI VIII/2002 ketika tim ditangani pelatih Deny Syamsudin. Selain Ebol, ketika itu Deny juga merekrut tiga pemain muda lainnya, yaitu Erik Setiawan, Boy Jati Asmara, dan Sudarsono. Debut Ebol bersama Persib dimulai ketika Deny menurunkannya sebagai pengganti Asep Dayat pada pertandingan melawan Persikab Kab. Bandung di Stadion Siliwangi, 5 Mei 2002.

"Ya, saya masih ingat, saat lawan Persikab itulah, pertandingan pertama saya bersama Persib," kata Ebol.

Ketika turun ke lapangan dalam laga yang berakhir 5-0 untuk kemenangan Persib itu, usia Ebol belum genap 18 tahun, tepatnya baru 17 tahun 321 hari. Ebol mengakhiri musim pertamanya dengan Persib dengan rekor dua kali tampil, setelah main sebagai starter pada laga penutup melawan PSBL Bandar Lampung di Stadion Pahoman Bandar Lampung, 12 Mei 2002. Laga itu terhenti pada menit ke-47 karena penonton masuk ke lapangan dan dipindahkan ke Stadion Bea Cukai Jakarta, 15 Mei 2002.

Ditolak Marek

Sayang, pada musim berikutnya, pemain jebolan POR UNI ini gagal bergabung dengan Persib, karena pelatih asal Polandia, Marek Andrejz Sledzianowski menolaknya. Dalih penolakan Marek ketika itu postur Eka terlalu pendek. Bukan hanya Ebol, Erik dan Boy pun sama sekali tidak dilirik Marek.

Ditolak Marek, Ebol tak patah arang. Bersama Boy dan Cecep Supriatna, kiper Persib yang juga terdepak, Ebol langsung bergabung dengan Persijatim Solo FC yang ketika itu ditangani Yusack Sutanto. Di klub yang baru hijrah ke Solo itu, Ebol menunjukkan kelasnya sebagai gelandang muda berbakat. Berkolaborasi dengan Imam Riyadi, juga mantan pemain Persib, hampir sepanjang musim itu, Ebol diandalkan Yusack dan mampu mencetak dua gol pertamanya di pentas LI.

Setelah dua musim berkostum Persijatim Solo FC, sakit hati Ebol terhadap penolakan Persib mulai sirna. Ia pun memutuskan pulang kampung, masih bersama Boy Jati, pada LI XI/2005, ketika Persib ditangani Indra M. Thohir. Dari 25 penampilan Persib pada musim itu, Ebol bermain dalam 22 pertandingan, plus satu gol yang disumbangkannya ketika Persib bermain 1-1 dengan PSMS di Stadion Siliwangi, 21 Agustus 2005.

Pada LI XII/2006, Ebol menambah rekor penampilannya bersama Persib sebanyak 20 pertandingan dan 2 gol. Musim berikutnya, LI XIII/2007, ia tampil dalam 27 dari 34 pertandingan Persib dengan koleksi 3 gol. Selain hukuman kartu kuning dan cedera, musim ini Ebol banyak absen karena disibukkan pelatnas timnas.

Jika pada akhir musim ini Ebol berhasil menggenapkan 100 penampilannya, ia akan bergabung dengan Suwita Pata, Cecep Supriatna, dan Gilang Angga yang sudah lebih dari seratus kali membela tim Persib.

Benny Dolo Panggil 27 Pemain Untuk Hadapi Pra Piala Asia 2011



bpbudigol.jpg Pelatih Timnas Indonesia, Benny Dolo memanggil beberapa muka baru untuk persiapan menghadapi Pra Piala Asia 2011. Dalam rilis resminya yang dikeluarkan Selasa (23/12) ini, Benny Dolo memanggil 27 pemain. Mereka akan mulai menjalani pelatnas pada tanggal 27 Desember 2008 di Sawangan, Depok, Jawa Barat.

Dalam daftar 27 pemain yang dipanggil, para pemain timnas di AFF Suzuki Cup 2008 tetap mendominasi. Hanya Usep Munandar dan Fandy Mochtar yang tidak lagi dipanggil oleh Benny Dolo. Sedangkan dua pilar lini belakang timnas di Piala Asia 2007, Ricardo Salampessy dan Maman Abdurahman kembali hadir untuk memanaskan persaingan di pertahanan.

“ Kami memanggil kembali Maman dan Ricardo Salampessy karena punya pengalaman,” kata Benny Dolo.

Meski pengalaman menjadi salah satu alasan pemanggilan keduanya, Benny Dolo juga tidak lupa memanggil pemain muda untuk mengisi kekuatan di jantung pertahanan. Duet stopper asal klub PSM Makassar, Djayusman Triadi dan Rachmat Latif yang tampil mempesona bersama timnas U-21 di Piala Kemerdekaan lalu, ikut dipanggil.

Di lini tengah, Benny Dolo hanya menambahkan tiga pemain baru, yakni Pieter Rumaropen, Hariono dan Boaz Solossa. Khusus Boaz, pemanggilannya kali ini diproyeksikan untuk mengisi posisi gelandang sayap kiri. Sedangkan Pieter Rumaropen akan bersaing mendapatkan posisi gelandang serang bersama Firman Utina. Sementara itu, ada dua lini yang tidak mengalami perubahan, yaitu posisi penjaga gawang dan barisan striker.

Pada Pra Piala Asia 2011, Indonesia tergabung di Grup B bersama Australia, Oman dan Kuwait. Pertandingan perdana, Indonesia akan bertandang ke kandang Oman, 19 Januari 2009.

“Kami harus berangkat lebih awal agar pemain bisa menyesuaikan diri dengan suhu di Oman yang bisa turun sampai 10 derajat Celsius pada malam hari,” ungkap Benny Dolo.

Rencananya, timnas akan bertolak ke Oman, 12 Januari 2009. Sebelum bertanding lawan Oman, pasukan Benny Dolo akan menggelar satu kali uji coba kontra tim lokal di Oman, yang dijadwalkan 15 Januari 2009. (asp)

Pemanggilan pemain Timnas Untuk Pra Piala Asia 2011

Kiper : Markus Harison, Fery Rotinsulu, Dian Agus Prasetyo

Belakang : Ismed Sofyan, Ricardo Salampessy, Nova Arianto, Maman Abdurahman, M Robby, CharisYulianto, Rahmat Latif, Djayusman, Isnan Ali, Erol Iba

Tengah : Arif Suyono, Ellie Aiboy, Irsyad Aras, Ponaryo Astaman, Hariono, Syamsul Chaerudin, Firman Utina, Pieter Rumaropen, M Ilham, Boaz Solossa

Depan : Bambang Pamungkas, Budi Sudarsono, TA Mushafry, Aliyudin

HARGA SAWIT AKAN NORMAL

Dinas Perkebunan (Disbun) Riau memprediksi awal tahun 2009 mendatang, harga jual Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit akan kembali normal. Hal ini dikarenakan kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga jual TBS sudah terlaksana. Saat ini harga jual TBS di kisaran Rp1.057.

Kepala Dinas Perkebunan (Kadisbun) Riau Susilo SE yang ditemui di Kantor Gubernur Riau, Rabu (10/12) mengatakan, jika pekan lalu harga sawit mencapai Rp975,99 per kilogram, maka berdasarkan hasil rapat Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Provinsi Riau, Rabu (10/12), harga sawit mencapai Rp1.057 per kilogram.

“Kita optimis harga sawit awal tahun depan akan kembali normal. Jika kita lihat perkembangan harga sawit saat ini, sudah mulai mengalami peningkatan. Dan kita tetap berupaya untuk meningkatnya,” tuturnya.

Dikatakannya, hasil keputusan rapat Tim Penetapan Harga Pembelian TBS Kelapa Sawit Provinsi Riau pada Rabu (10/12) melalui pembahasan dan diskusi yang dilakukan oleh anggota tim terhadap informasi dan data yang disampaikan oleh empat perusahaan sumber data 10 perusahaan yang ditetapkan, telah dinyatakan layak untuk diolah yakni, harga CPO rerata tertimbang priode penjualan 1-7 Desember 2008 Rp5.213,00.

Harga kernel rerata tertimbang priode penjualan 1-7 Desember 2008 Rp2.216,49, indek “K” (persen) 84,37 persen dengan menggunakan rumus HTBS = K{(HCPOxRCPO)+(hisxRis)}.

Berdasarkan keputusan tersebut, dapat dirinci harga sawit priode Senin hingga Minggu tanggal 8 sampai 14 Desember 2008 sebagai berikut untuk harga sawit umur 3 tahun Rp756,24 per kilogram. Sawit umur 4 tahun Rp845,47 per kilogram, umur 5 tahun Rp905,13 per kilogram, umur 6 tahun Rp930,86 per kilogram, umur 7 tahun Rp966,65 per kilogram, umur 8 tahun, Rp996,73 per kilogram, umur 9 tahun Rp1.028,18 per kilogram dan umur 10 tahun ke atas Rp1.075,32 per kilogram. ‘’Kita berharap harga TBS ini terus mengalami kenaikan sehingga petani tidak disulitkan karena penurunan harga TBS ini dan kita optimistis awal tahun mendatang harga TBS akan kembali normal,’’ tuturnya.